Para ulama’,seperti
al-imam al-hafidz taqiyyuddin al-subhi menegaskan bahwa tawassul, istisyfa’,istighotsah dan tawajjuh memiliki makna dan hakekat
yang sama.para ulama’ mendefinisikan “tawassul “adalah memohon datangnya
manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya(keburukan) kepada ALLOH SWT dengan
menyebut nama seorang nabi atau wali untuk memuliakan (ikhrom) keduanya. namun ada
juga sebagian golongan yang memiliki persepsi bahwa tawassul adalah memohon kepada
seorang nabi atau wali untuk mendatangkan manfaat dan terhindarnya bahaya dengan
keyakinan bahwa nabi atau wali itulah yang mendatangkan manfaat dan
terhindarnya bahaya secara hakiki. Karena persepsi yang keliru tentang tawassul
ini kemudian mereka menuduh orang yang bertawassul adalah kafir dan musyrik. padahal
hakekatnya tawassul bagi orang yang
melakukannya adalah memohon datangnya
manfaat dan terhindarnya dari bahaya dengan menyebut seorang nabi atau wali
untuk memuliakan karena mereka orang-orang yang selalu dekat kepada ALLOH dan
menjadi kekasih-NYA.
Dasar dari tawassul ini,adalah ALLOH
telah menetapkan bahwa biasanya,urusan-urusan didunia ini terjadi berdasarkan
hukum kuasalitas sebab akibat.contoh:ALLOH maha kuasa untuk memberikan pahala pada
manusia tanpa beramal sekalipun,namun kenyataanya ALLOH tidak demikian,ALLOH
memerintahkan manusia untuk beramal dan mencari hal-hal yang mendekatkan diri
kepada-NYA.
ALLOH berfirman:
وَاسْتَعِيْنُوابِالصَّبْرِوَالصَّلاَةِ
وَإِنَّهَالَكَبِيْرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِيْنَ(البقرة: ٤٥(
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,kecuali bagi orang-orang yang
khusyu’.(Qs al-baqoroh :45)
وَابْتَغُوا اِلَيْهِ
الْوَسِيْلَةَ(الما ئدة :٣٥(
Dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-NYA(Qs
al-maidah:35)
Ayat ini menegaskan dan memerintahkan untuk mencari
segala cara yang dapat mendekatkan diri kepada ALLOH ,artinya carilah
sebab-sebab tersebut dan
kerjakanlah.niscaya ALLOH akan mewujudkan akibatnya.
Alloh telah menjadikan tawassul dengan para nabi dan
wali sebagai salah satu sebab dipenuhinya permohonan seorang hamba. Syeikh
majdi ghaisan ma’ruf al-husaini,ulama’aswaja dari lebanon bercerita:seorang
wahabi bertanya kepada saya:mengapa kalian selalu beristighotsah dan
mengucapkan dengan mengucapkan “yaa muhammad”,ucapkan saja “yaa Alloh”tanpa
perantara.lalu saya bertanya,kalau anda sakit kepala,apa yang akan anda
lakukan???ia menjawab “saya minum
obat
sakit kepala”saya berkata”mengapa anda melakukan itu?bukankah ALLOH maha
penyembuh? mengapa anda tidak langsung saja berdo’a kepada Alloh?mengapa anda
membuat perantara untuk menyembuhkan sakit kepala anda dengan minum obat? Maka
kami aswaja menjadikan nabi Muhammad
sebagai perantara kami ,dan beliaulah perantara yang paling agung.
Dan
akhirnya orang wahabi tersebut tidak dapat menjawab.
Dasar tawasul dari hadits
عَنْ
اَنَسٍ اَنَّ عُمَرَابْنِ الْخَطَاب رضى اللّٰه عنه كَانَ اِذَا قَحَطُوا
إِسْتِسْقٰى بِالْعَبَّاسِ ابْنِ عَبْدِالْمُطَلِبْ فَقَالَ:اَللّٰهُمَّ كنَا
نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيْنَافَتُسْقَيْنَا وَاَنَا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ
بِعَمِّ نَبِيْنَا فَاسْقِنَا فَيَسَقُونَ(رواه البخارى
Dari
anas,dia mengatakan:pada zaman umar bin khotob,penah terjadi musim
paceklik.ketika sholat istisqo’,umar bertawasul kepada paman rosululloh abbas
bin abdul mutolib.Ya Alloh,dulu kami mohon kepada-MU dengan wasilah nabi-MU.dan
Engkau menurunkan hujan kepada kami.sekarang kami mohon kepada-MU dengan
tawasul paman nabi-MU, turunkanlah hujan kepada kami.Alloh pun segera
menurunkan hujan kepada mereka(HR Al-bukhori)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar